Pendiri

Hendratmoko

Konsultan Manajemen dan bisnis

Pengalaman dalam tahun

0 +

Proyek selesai dikerjakan

0

Klien

0

Sekilas tentang Rumah Insan Foundation

Rumah Insan Foundation: Dari Prestasi Menuju Pengabdian

Berawal dari perjalanan panjang di industri pengadaan suku cadang, alat berat, dan mesin untuk pertambangan, PT. IHS Multi Engineering telah mencatat sejarah gemilang selama lebih dari 20 tahun. Namun, perjalanan sejati bukan hanya tentang meraih keberhasilan, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi lebih banyak orang. Inilah yang mendorong transformasi luar biasa: dari perusahaan berorientasi profit menjadi lembaga nirlaba yang berkomitmen pada pemberdayaan masyarakat—Rumah Insan Foundation.

Rumah Insan Foundation lahir dari semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik. Meskipun kini bergerak di ranah sosial, kami tetap mempertahankan domain ihsmulti sebagai penghormatan terhadap jejak perjalanan kami. Domain ini menjadi jembatan yang menghubungkan pengalaman masa lalu dengan misi besar di masa depan—memberdayakan insan dan menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan.

Di balik transformasi ini, terdapat sosok visioner yang menjadi motor penggerak perubahan: Hendratmoko, Founder dan Chairman Rumah Insan Foundation. Setelah lebih dari dua dekade berkiprah di dunia bisnis, beliau menyadari bahwa salah satu tantangan terbesar bagi pelaku usaha muda bukan hanya modal, tetapi juga bimbingan, strategi, dan akses ke peluang lebih luas.

Dari keyakinan inilah, Rumah Insan Foundation membangun tiga pilar utama yang menjadi ujung tombak dalam mewujudkan visinya:

1. Hends Consultant – Konsultan Bisnis untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Kami hadir untuk membantu para pelaku usaha merancang strategi bisnis yang efektif, meningkatkan efisiensi operasional, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan tim ahli berpengalaman, Hends Consultant menjadi mitra strategis bagi mereka yang ingin membawa bisnisnya ke tingkat lebih tinggi.

2. Rumah Ekspor 37 – Membuka Gerbang UMKM ke Pasar Global

Pasar internasional bukan lagi sekadar impian. Rumah Ekspor 37 hadir untuk mendampingi UMKM Indonesia dalam melakukan ekspansi ke luar negeri. Mulai dari pelatihan ekspor, pendampingan sertifikasi, hingga riset pasar global, kami membuka jalan bagi UMKM agar dapat bersaing di kancah internasional.

3. SKG Karate Indonesia – Membentuk Karakter, Membangun Mentalitas

Di luar dunia bisnis, keberhasilan seseorang sangat dipengaruhi oleh karakter dan disiplin diri. SKG Karate Indonesia tidak sekadar mengajarkan bela diri, tetapi juga membentuk mental yang tangguh dan karakter yang kuat. Sebagai bagian dari World Karate and Self Defence Organization (WKSO) yang beroperasi di 56 negara, SKG Karate Indonesia berkomitmen untuk mencetak individu yang berintegritas dan memiliki daya juang tinggi. (Website: https://skgindonesia.org)

Ketiga pilar ini menjadi wujud nyata komitmen Rumah Insan Foundation dalam menciptakan dampak sosial yang positif, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan pelaku usaha muda dan penguatan karakter.

Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik! Kunjungi website kami  untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan dan program yang kami tawarkan.

📌 Rumah Insan Foundation – Bersama Membangun Masa Depan yang Lebih Baik

Visi

Menjadi inkubator bisnis terkemuka dengan layanan inovatif dan berbeda

Misi

- Tim Pembelajar
- Keterlibatan Generasi Muda
- Memanfaatkan teknologi informasi secara efektif

Pembuatan Video Profil Usaha

Have a great idea?

Tips Bisnis

Berita Terbaru
July 14, 2025Jakarta, 14 Juli 2025 – Rumah Ekspor 37 (RE37) dan Indonesia Berdaya Saing (IBS) menjalin komunikasi intensif untuk persiapan partisipasi dalam Bazaar Internasional di Thailand Selatan, yang dijadwalkan berlangsung pada 11–13 Agustus 2025. Dalam pertemuan daring yang digelar pada pukul 16.00 WIB, hadir Mas Irham (IBS), serta tim RE37: Teti, Desi, dan Irma. Agenda utama mencakup teknis kerja sama, peluang promosi UMKM, serta alur kurasi produk. 🧭 Sorotan Hasil Diskusi: RE37 mendapatkan 2 booth gratis untuk 4 orang, dengan peluang memaksimalkan jumlah produk yang lolos kurasi. Bazaar ini merupakan event pertama di Thailand Selatan, ditargetkan mendatangkan sekitar 12.000 pengunjung. Akan ada business matching, dengan konsep yang akan dibahas lebih detail di pertemuan selanjutnya. Biaya akomodasi peserta: Rp8 juta per orang (tidak termasuk tiket pesawat dan transport lokal). Peserta dari RE37 akan menjalani 2 kali supervisi dan 1 technical meeting sebelum keberangkatan. Produk yang dilarang: kopi dan teh. Produk yang direkomendasikan: fashion dan makanan, dengan syarat dan ketentuan berlaku. Pertemuan berikutnya diharapkan sudah ada peserta dari anggota RE37 yang menyatakan kesiapannya. Berita ini disusun oleh:🖊️ Irma RachmayaniDivisi Kemitraan, RE37Senin, 14 Juli 2025 [...] Read more...
July 11, 2025Jakarta, Juli 2025 – Produktivitas Usaha Mikro di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan usaha kecil dan menengah. Situasi ini menjadikan sektor usaha mikro rentan dan sulit bertahan, apalagi berkembang. Berdasarkan data terkini, komposisi UMKM didominasi oleh usaha mikro sebesar 98,7%, namun sangat sedikit yang berhasil naik kelas. Menjawab persoalan ini, Hendratmoko dari Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie melakukan studi kuantitatif yang meneliti faktor-faktor yang memengaruhi kinerja UMKM, khususnya yang dibina oleh Yayasan Rumah Insan 37. Penelitian dilakukan terhadap 86 UMKM yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia, menggunakan metode purposive random sampling. Temuan Utama: Karakteristik Individu Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap KinerjaFaktor seperti motivasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan pemilik usaha terbukti mendorong peningkatan kinerja UMKM. Faktor Eksternal Berpengaruh Negatif terhadap KinerjaJustru dukungan dari lingkungan eksternal seperti regulasi, iklim bisnis, dan akses pembiayaan masih dirasakan belum optimal, dan cenderung menjadi hambatan bagi pertumbuhan UMKM. Kinerja UMKM Masih Terhambat untuk Naik KelasMeskipun jumlahnya dominan, usaha mikro belum menunjukkan lompatan signifikan ke level kecil atau menengah karena minimnya intervensi berbasis karakteristik internal pelaku usaha. Rekomendasi Penelitian: Peningkatan kapasitas individu pelaku UMKM melalui pelatihan berkelanjutan dan pendampingan personal. Reformasi kebijakan eksternal yang menyentuh langsung kebutuhan praktis UMKM, bukan hanya administratif. Pemanfaatan data mikro berbasis komunitas binaan agar intervensi lebih tepat sasaran. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja UMKM lebih banyak ditentukan oleh kekuatan dari dalam diri pelaku usaha itu sendiri, sementara intervensi eksternal belum sepenuhnya mendukung secara efektif. Untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong usaha mikro naik kelas, pendekatan berbasis penguatan karakter individu menjadi sangat penting. 👉 Untuk membaca artikel ilmiah lengkapnya, silakan kunjungi:https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/jobs/article/view/1782/932 [...] Read more...
July 9, 2025Jakarta, Mei 2021 – Hendratmoko, peneliti dari Kwik Kian Gie School of Business, bersama tim, baru-baru ini menyelesaikan penelitian yang menggali faktor-faktor yang mempengaruhi niat penyandang disabilitas untuk menggunakan produk perbankan syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini penting untuk melihat potensi pasar yang selama ini kurang diperhatikan oleh industri perbankan syariah. Penelitian ini melibatkan 126 responden yang merupakan penyandang disabilitas yang tinggal di wilayah Jabodetabek, Indonesia. Meskipun market share perbankan syariah di Indonesia baru mencapai 5,95%, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada potensi besar dalam segmen penyandang disabilitas, asalkan perbankan syariah dapat mengatasi kendala literasi keuangan dan aksesibilitas layanan. Faktor-Faktor Pengaruh terhadap Niat Penggunaan Perbankan Syariah oleh Penyandang Disabilitas Attitude (Sikap):Sikap positif terhadap perbankan syariah ternyata memiliki pengaruh besar terhadap niat untuk menggunakannya. Ini menunjukkan pentingnya kampanye edukasi yang dapat mengubah persepsi masyarakat penyandang disabilitas. Religiusitas (Keagamaan):Semakin tinggi tingkat religiusitas, semakin besar kecenderungan untuk menggunakan layanan perbankan syariah. Tanggung jawab agama menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan mereka. Knowledge (Pengetahuan):Penyandang disabilitas yang memiliki pengetahuan lebih tentang produk perbankan syariah menunjukkan niat yang lebih besar untuk bertransaksi dengan bank syariah. Peningkatan literasi keuangan syariah di kalangan penyandang disabilitas akan sangat berdampak pada niat mereka. Place (Kemudahan Akses):Aksesibilitas terhadap produk dan layanan perbankan syariah juga terbukti berpengaruh. Penyandang disabilitas lebih cenderung menggunakan produk perbankan syariah jika kemudahan akses dan informasi layanan tersedia dengan mudah. Tantangan dan Peluang untuk Perbankan Syariah di Indonesia Meskipun niat penggunaan produk perbankan syariah di kalangan penyandang disabilitas sudah ada, tantangan besar yang harus dihadapi adalah rendahnya literasi keuangan syariah dan kurangnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, khususnya di daerah-daerah tertentu. Industri perbankan syariah perlu memikirkan cara-cara inovatif untuk meningkatkan pemahaman dan mempermudah akses layanan bagi penyandang disabilitas. Penting bagi perbankan syariah untuk memperhatikan faktor attitude, religiusitas, pengetahuan, dan aksesibilitas dalam merancang strategi pemasaran dan pengembangan produk yang lebih inklusif. Kesimpulan: Penelitian ini menegaskan bahwa faktor-faktor psikologis dan praktis berperan penting dalam mempengaruhi niat penyandang disabilitas untuk menggunakan produk perbankan syariah. Perbankan syariah di Indonesia harus lebih aktif mengedukasi masyarakat, terutama penyandang disabilitas, tentang manfaat dan kemudahan akses yang ditawarkan oleh produk mereka. Untuk membaca artikel lengkap mengenai penelitian ini, silakan kunjungi:👉 Baca Artikel Lengkap https://jurnal.kwikkiangie.ac.id/index.php/JEP/article/view/720/473 [...] Read more...
July 8, 2025Jakarta, Juli 2025 – Indonesia secara resmi menjadi anggota penuh dari aliansi ekonomi negara-negara berkembang BRICS, yang kini beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, serta negara-negara baru seperti Indonesia, Mesir, dan Arab Saudi. Langkah strategis ini membuka peluang besar kerja sama perdagangan dan investasi, namun juga datang dengan konsekuensi geopolitik yang perlu dicermati, terutama oleh pelaku UMKM. Masuknya Indonesia ke BRICS disambut positif sebagai upaya memperkuat posisi global Indonesia di tengah ketidakpastian tatanan ekonomi internasional yang selama ini didominasi negara-negara Barat. Bagi UMKM, hal ini bisa menjadi gerbang baru untuk memperluas pasar ekspor, khususnya ke negara-negara BRICS yang kini menyumbang lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 30% PDB global. “Dengan masuknya ke BRICS, kita berpotensi memperoleh akses pasar yang lebih luas, kemudahan pembiayaan antarnegara anggota, dan peluang kolaborasi produksi lintas negara. Ini kabar baik bagi UMKM ekspor yang selama ini terhambat oleh struktur tarif dan logistik,” ujar Hendratmoko, Ketua Rumah Ekspor 37. Peluang untuk UMKM Indonesia: Akses Pasar Baru:Negara-negara BRICS seperti India, Afrika Selatan, dan Rusia menawarkan pasar non-tradisional yang terbuka untuk produk UMKM seperti makanan olahan, kerajinan tangan, herbal, dan tekstil. Kemungkinan Pembiayaan Multilateral:BRICS memiliki New Development Bank (NDB) yang bisa menjadi alternatif pembiayaan proyek, termasuk inkubator UMKM lintas negara. Diversifikasi Pasar Ekspor:UMKM tidak perlu hanya bergantung pada pasar AS dan Eropa. Anggota BRICS menjadi alternatif penting untuk mengurangi risiko geopolitik. Kemitraan Produksi Bersama:Peluang kolaborasi produksi dengan pelaku UMKM atau koperasi dari India atau Brasil yang memiliki keunggulan bahan baku atau teknologi tertentu. Ancaman dari Sisi Geopolitik: Tarif AS untuk Anggota BRICS Namun tidak semua pihak menyambut ekspansi BRICS dengan terbuka. Mantan Presiden AS Donald Trump, yang kembali mencalonkan diri untuk Pilpres 2024 dan kini unggul dalam polling, menyatakan niatnya untuk memberlakukan tarif tinggi bagi seluruh negara anggota BRICS yang menurutnya “melawan kepentingan dagang Amerika.” Trump menyebut BRICS sebagai “blok anti-dolar” dan menyatakan bahwa negara yang berafiliasi dengannya bisa menghadapi “konsekuensi tarif” atas perdagangan mereka dengan AS. Ini tentu menjadi sinyal risiko bagi Indonesia, khususnya UMKM yang mengekspor ke AS seperti produk furnitur, makanan organik, dan tekstil. Tantangan untuk UMKM Indonesia: Ketidakpastian Tarif dari AS:UMKM yang bergantung pada pasar AS harus menyiapkan skenario diversifikasi atau transformasi produk. Standar Ganda Regulasi Internasional:BRICS dan Barat bisa memiliki standar mutu, sertifikasi, dan logistik yang berbeda. UMKM harus mampu adaptif dan fleksibel mengikuti perbedaan ini. Geopolitik vs Ekspor Praktis:Ketegangan diplomatik bisa berdampak langsung pada biaya ekspor, pengiriman barang, dan kepercayaan mitra dagang. Persaingan Internal BRICS:Meski sama-sama negara berkembang, UMKM Indonesia tetap harus bersaing dengan produsen dari India atau Brasil yang lebih dahulu memasuki pasar global. Strategi yang Bisa Dilakukan oleh UMKM: Perkuat Branding Produk sebagai Produk Etik dan Hijau: Cocok untuk pasar BRICS dan Barat yang sensitif terhadap isu keberlanjutan. Gabung Program Pendampingan Ekspor: Seperti Rumah Ekspor 37, Kementerian Perdagangan, atau Kedutaan Besar RI di negara BRICS. Optimalkan Sertifikasi Internasional dan Label Halal untuk produk makanan, herbal, dan kosmetik. Tingkatkan Akses Digital dan Platform E-Commerce Internasional seperti Alibaba, Amazon Global, atau BRICS E-Commerce Hub. Bergabungnya Indonesia dalam BRICS adalah langkah strategis jangka panjang, namun pelaku UMKM harus bersiap dengan adaptasi cepat. Di tengah ancaman tarif dari AS dan perubahan global, UMKM harus tangguh, inovatif, dan siap mengambil peluang dari kekuatan kolaboratif selatan global ini. [...] Read more...
July 8, 2025Jakarta – “Jangan menyerah, saatnya UMKM berlari meraih mimpi!” Seruan penuh semangat itu disampaikan oleh Hendratmoko, Ketua Umum Rumah Ekspor 37, dalam pelatihan ekspor yang diadakan khusus bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ingin menembus pasar internasional. Di tengah tantangan global yang tidak mudah, justru inilah saat yang tepat bagi UMKM untuk tidak hanya bertahan, melainkan melesat. “Banyak yang memilih berhenti saat menghadapi hambatan. Padahal, justru di saat sulit kita harus berlari lebih cepat. Kalau kita diam, kita akan tertinggal,” tegas Hendratmoko kepada para peserta pelatihan. Pelatihan ini tidak hanya membahas teori, tapi memberikan strategi nyata, pemahaman pasar global, dan akses jejaring bisnis internasional. Dr. Hendratmoko menekankan bahwa ekspor bukan hanya untuk perusahaan besar, melainkan terbuka luas untuk UMKM yang siap beradaptasi dan berani melangkah. “Jangan takut bersaing. Produk kita punya kualitas. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri dengan baik — dari kemasan, izin, sertifikasi, hingga mindset yang berani,” ujarnya. Program ini menjadi bukti nyata komitmen Rumah Ekspor 37 untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM Indonesia, membantu mereka naik kelas, dan menjadikan mereka aktor penting dalam rantai pasok global. Dengan pembinaan yang tepat, keberanian untuk berubah, dan kerja keras yang konsisten, UMKM Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan baru di pasar dunia. Bukan lagi sekadar pengisi pasar lokal, tapi juga sebagai duta kualitas dan daya saing bangsa di kancah internasional. [...] Read more...
July 6, 2025Jakarta – Mengapa loyalitas nasabah perbankan syariah masih menjadi tantangan besar, meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim? Sebuah studi menarik dari Dr. Hendratmoko dan Elisabeth Vita membongkar faktor-faktor penentu loyalitas nasabah melalui pendekatan inovatif Model The 4 Cs + C, sebuah pengembangan dari model pemasaran klasik. Penelitian ini dilakukan kepada 122 nasabah bank syariah di DKI Jakarta yang telah menggunakan layanan minimal selama tiga tahun. Tujuannya adalah memahami faktor apa saja yang benar-benar membentuk loyalitas mereka—bukan sekadar kebiasaan transaksi, tetapi juga komitmen jangka panjang dan kemauan untuk merekomendasikan kepada orang lain. Apa itu Model 4 Cs + C? 📌 Cost – Sejauh mana biaya dirasakan adil oleh nasabah📌 Consumer Needs & Wants – Apakah produk menjawab kebutuhan nyata📌 Communication – Seberapa efektif komunikasi antara bank dan nasabah📌 Convenience – Kemudahan akses dan layanan📌 Compliance – Kepatuhan pada prinsip syariah Hasilnya? Hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, yaitu: Consumer Needs & Wants Compliance (Kepatuhan terhadap prinsip syariah) Tiga lainnya — Cost, Communication, dan Convenience — tidak berpengaruh signifikan dalam konteks ini. Temuan ini menjadi sinyal kuat bahwa nasabah bank syariah lebih menekankan pada nilai-nilai spiritual dan pemenuhan kebutuhan nyata, bukan hanya layanan cepat atau biaya rendah. Fakta menarik lainnya: Nasabah perempuan menunjukkan tingkat loyalitas lebih tinggi dibanding laki-laki Kelompok usia 17–25 tahun memiliki loyalitas tertinggi, menunjukkan pentingnya edukasi dan pendekatan pada generasi muda Mayoritas nasabah tidak ingin menutup rekeningnya, tetapi belum banyak yang merekomendasikan bank syariah kepada orang lain — celah ini bisa dimanfaatkan oleh bank untuk memperkuat promosi berbasis testimoni Model 4 Cs + C ini memberikan panduan konkret bagi bank syariah untuk tidak hanya bersaing di pasar konvensional, tetapi juga menjaga kepercayaan dan nilai yang selama ini menjadi alasan utama nasabah bertahan. 🔗 Baca artikel lengkapnya di jurnal resmi Kwik Kian Gie berikut ini:👉 https://jurnal.kwikkiangie.ac.id/index.php/JM/article/view/662/428 [...] Read more...
July 3, 2025Jakarta – Di tengah perubahan geopolitik global dan kebijakan ekonomi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia menghadapi tantangan baru dalam menembus pasar ekspor. Dalam sesi pelatihan ekspor yang diselenggarakan oleh Rumah Ekspor 37, Ketua Umum Dr. Hendratmoko, M.Si, memberikan pesan kuat agar UMKM terus mengembangkan strategi adaptasi dan inovasi agar tidak tertinggal dalam dinamika ekonomi global. Menurut Dr. Hendratmoko, pemilik UMKM tidak boleh hanya terpaku pada hambatan seperti sanksi tarif dan regulasi ekspor, melainkan harus menjadikannya sebagai peluang untuk mengakses pasar baru. “Jangan hanya melihat hambatan sebagai batasan, tetapi sebagai peluang untuk mencari pasar baru dan menyesuaikan strategi bisnis,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya membaca tren dan dinamika perdagangan dunia, serta membangun kemitraan strategis dengan negara-negara yang membuka peluang besar bagi produk-produk Indonesia. Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya diversifikasi pasar ekspor. “Kita tidak bisa hanya bergantung pada satu negara tujuan. Asia, Timur Tengah, dan Afrika kini menjadi pasar yang lebih terbuka dan siap menerima produk Indonesia. Ini peluang besar,” ujarnya. Dalam menghadapi hambatan tarif, Dr. Hendratmoko menyarankan agar UMKM mulai mengoptimalkan berbagai trade agreement atau perjanjian dagang yang telah dimiliki Indonesia. Salah satu contohnya adalah CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), yang membuka jalur ekspor lebih luas dengan tarif yang kompetitif dan hambatan yang lebih rendah. Selain itu, pelaku UMKM perlu meningkatkan nilai tambah produk melalui inovasi, sertifikasi internasional, dan pemenuhan standar keberlanjutan. Ia menekankan, “Sekarang adalah era di mana pembeli internasional tidak hanya melihat harga dan kualitas, tapi juga nilai-nilai keberlanjutan, etika produksi, dan jejak karbon. UMKM harus siap menjawab tantangan itu.” Mengakhiri paparannya, Dr. Hendratmoko memberikan dorongan moral kepada seluruh peserta pelatihan. “Di saat negara lain sedang berhati-hati, justru inilah saat yang tepat bagi UMKM Indonesia untuk bergerak cepat, inovatif, dan mengambil posisi strategis dalam rantai pasok dunia,” katanya. [...] Read more...
June 28, 2025Jakarta – Rumah Ekspor 37 (RE37) kembali menggelar diskusi kolaboratif untuk memperkuat strategi ekspor UMKM Indonesia. Acara yang berlangsung pada Sabtu ini dibuka oleh Dr. Hendratmoko selaku Ketua RE37, dan materi utama disampaikan oleh Desiana Sari, Ketua Harian RE37, yang menyoroti pentingnya sinergi antara pelaku usaha dan pendamping ekspor.Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara RE37 dan komunitas Wira Pekerja, yang diwakili oleh Sapta dan Hery. Dalam sesi tersebut dibahas strategi praktis, tantangan di lapangan, serta peluang penetrasi pasar global untuk produk UMKM unggulan. Para peserta juga diajak memahami bagaimana pendekatan sederhana dapat membuka jalan ekspor secara berkelanjutan.Acara ditutup dengan komitmen kolaboratif untuk mendampingi lebih banyak UMKM hingga siap ekspor. Semangat “Ekspor Itu Mudah” terus digaungkan sebagai fondasi gerakan ini. [...] Read more...
June 28, 2025Jakarta – Di era digital, memahami tren pasar menjadi kunci bagi UMKM untuk berkembang dan bersaing secara global. Dalam pelatihan ekspor yang digelar Rumah Ekspor 37, Dr. Hendratmoko, M.Si, menyoroti pentingnya pemanfaatan Google Trends sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi permintaan pasar secara real-time. Menurut Dr. Hendratmoko, banyak pelaku UMKM masih mengandalkan intuisi dalam menentukan strategi bisnis, padahal data digital dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang produk yang sedang tren, lokasi dengan permintaan tinggi, serta pola pencarian konsumen. “Google Trends bisa menjadi radar bisnis kita. Dengan data yang tepat, kita bisa menyesuaikan produk, strategi pemasaran, hingga target ekspor dengan lebih efektif,” jelasnya. Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan cara menggunakan Google Trends untuk menganalisis tren pencarian di berbagai negara, memahami musim permintaan produk, serta mengidentifikasi kata kunci yang relevan agar lebih mudah ditemukan oleh calon pembeli global. Selain itu, Dr. Hendratmoko juga menekankan pentingnya mengombinasikan data ini dengan riset pasar lainnya, seperti analisis kompetitor dan tren media sosial. Dengan memanfaatkan teknologi digital secara maksimal, UMKM Indonesia dapat lebih adaptif dalam menghadapi persaingan global. “Di era informasi ini, yang cepat membaca tren adalah yang memenangkan pasar,” pungkas Dr. Hendratmoko. [...] Read more...
Rumah Insan Foundation